Sebenarnya ada banyak media cetak dan elektronik yang meliput kegiatan Indonesia sebagai Country of Focus dalam AFCC 2017, namun artikel di Tempo ini menurut saya adalah yang paling lengkap. Liputan dimuat di edisi Juli 2017. Screenshotnya bisa dilihat di gambar-gambar di bawah.
Sesi Indonesian Mysteries and Historical Fiction sendiri disinggung sedikit di dalam Artikel yang berjudul “Dongeng Tentang Menstruasi dan Diskriminasi”. Di dalam artikel ini dibahas buku-buku karangan penulis Indonesia yang mengangkat tema “sulit” seperti pubertas dan multikulturalisme yang berusaha menembus pasar buku anak yang didominasi cerita manis dan dongeng religius.
Cerita anak bertema pubertas diangkat dalam sesi “Books by Indonesian Girls for Indonesian Girls” yang dipresentasikan oleh Robyn Soetikno.
Mengenai buku petualangan anak yang saya tulis, majalah Tempo mengulas seperti ini :
Selanjutnya Tempo mengulas riset yang harus dilakukan untuk keperluan penulisan buku. Memang saya banyak membahas perihal riset ini dalam sesi saya, termasuk semua biaya riset yang harus dibiayai secara swadaya. Kemudian diulas singkat tentang isi buku Misteri Kota Tua yang saya presentasikan.
Selain buku Misteri Kota Tua, ternyata Tempo juga mengulas satu buku saya yang lain yaitu “Misteri Kota Topeng Angker” yang baru saja cetak ulang di bulan Februari 2016 lalu. Buku itu Misteri Kota Topeng Angker itu mengambil latar belakang cerita sejarah penari topeng di Indramayu, Jawa Barat sejak abad ke-16.
Ini dia cover cetak ulangnya.
Demikian tulisannya. Baca juga artikel-artikel lain dari AFCC 2017
Dari AFCC 2017 : Sesi Indonesian Mysteries and Historical Fiction Part 1
Dari AFCC 2017 : Sesi Indonesian Mysteries and Historical Fiction Part 2
Dari AFCC 2017 : Indonesian Pavilliun
Dari AFCC 2017 : Venue and Activities
Dari AFCC 2017 : Illustrator Gallery
Dari AFCC 2017 : Sesi Yang Saya Ikuti – Part 1
Dari AFCC 2017 : Sesi Yang Saya Ikuti – Part 2
Dari AFCC 2017 : Video – Sesi Indonesian Mysteries and Historical Fiction