Asian Festival of Children’s Content (AFCC) adalah festival tahunan yang diadakan oleh Dewan Buku Singapura. Di festival ini berkumpul para penulis, ilustrator, content creator , guru, pustawakan, pendidik, orangtua, atau siapapun yang tertarik dengan sastra anak dan konten untuk anak-anak. Sejak tahun 2017 hingga 2019, saya selalu hadir di Singapura untuk festival ini sebagai peserta maupun pembicara. Di tahun 2020 festival terpaksa ditiadakan karena pandemi Covid 19. Pada 2021 lalu, acara kembali diadakan walupun secara hybrid, yaitu gabungan antara tatap muka dan online. Di tahun 2021, saya menjadi pembicara dengan tema makalah “Growing Children’s Love for Nature through a Digitally Transformed Literature”
Baca juga :
- Dari AFCC 2019 : Minority Representation in Indonesian Children Literature
- Dari AFCC 2018 : Presentation Session – Introducing Multiculturalism Through Literature on Traditional Ceremony
- Dari AFCC 2017 : Sesi Indonesian Mysteries and Historical Fiction
Call for Paper
Seperti biasanya, seleksi untuk menjadi pembicara di AFCC selalu dimulai dengan Call for Paper yang diadakan secara terbuka dan boleh diikuti siapa saja. Setiap tahun panitia akan memberikan informasi tema-tema apa yang bisa dijadikan bahan makalah, beberapa bulan sebelum event. Makalah yang saya presentasikan di tahun 2021 sebenarnya berdasarkan call for paper untuk tahun 2020, tetapi karena tahun 2020 tidak ada kegiatan maka digeser untuk tahun 2021.


Tema makalah untuk tahun 2020/2021 ada beberapa, antara lain tentang identity, diversity, digital literature dan ada juga tema tentang lingkungan. Karena kebetulan saya ada sebuah buku yang sedang saya kerjakan bersama Penerbit Provisi Education yang bertema tentang lingkungan, maka saya pun mengajukan tema ini saat call for paper. Karena ini forum yang sifatnya international, maka semua dibuat dalam bahasa Inggris. Singkat cerita, makalah saya di-acc. Komunikasi selanjutnya dengan panitia lebih ke arah koordinasi, pengumpulan materi presentasi dan teknis untuk keperluan perekaman.
Pembuatan materi presentasi
Proses paling berat di bagian ini adalah dalam hal riset dan penyusunan bahan dalam runutan yang logically correct, make sense dan benar-benar bisa menyampaikan apa yang memang mau saya sampaikan 🙂
Secara garis besar, saya membagi presentasi saya menjadi bebarapa pokok pikiran yaitu : 1) latar belakang pentingnya issue lingkungan untuk direspon, 2)peran buku-buku anak untuk raise awareness tentang issue-issue lingkungan dan untuk encourage children to initiate movement to address the enviromental issues, dan terakhir, 3) bagaimana saya sebagai seorang penulis menerjemahkan semua idealisme ini dalam buku anak yang ringan dibaca namun memiliki pesan yang kuat dan berdaya gerak.
Hari perekaman
Untuk sesi daring 2021, presentasi saya akan direkam terlebih dahulu. Hasil recording ini kemudian akan ditayangkan secara perdana pada hari H, sesuai dengan jadwal. Sesi presentasi saya dijadwalkan seperti di bawah ini :
Beberapa cuplikan dari presentasi saya ada di bawah ini:

Sesi saya dimoderatori oleh Ow Wong Wai Kit, seorang guru pendidik sekaligus penulis yang memegang gelar master di bidang Sastra Inggris dari University College London. Wai Kit juga seorang aktivis lingkungan, jadi sangat cocok untuk memoderatori sesi ini.

Di atas adalah gambar buku-buku dari penulis Indonesia yang saya feature-kan. Dan di bawah ini adalah cuplikan presentasi yang berisi ulasan dari buku saya.


Buku-buku saya yang saya ulas dalam presentasi saya antara lain
- Rumah Untuk Umang
- Di Mana Air (dalam proses penerbitan)
- Aku Mau Tidur Sekarang
- Kisah Satwa Langka Indonesia
Demikian cerita saya. Di lain post akan saya ceritakan juga tentang sesi-sesi presentasi dari pembicara lain yang saya ikuti. Semoga saja sharing ini bermanfaat.