Bulan Januari 2021 lalu, saya dihubungi oleh Mbak Yulia dari Komunitas Belajar Green Meadows untuk memberikan sharing tentang buku Itam dan U yang saya tulis. Tentu saja saya bersedia.
Saya mengetahui tentang Komunitas Belajar Green Meadow ini dari postingan-postingan di media sosial. Tadinya saya hanya tahu kalau komunitas ini banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan atau literasi tentang lingkungan. Namun ternyata komunitas ini juga melakukan banyak aktivitas lainnya yang berhubungan dengan literasi dengan banyak tema, tidak hanya isu lingkungan namun juga budaya, bahasa Inggris dan bahasa daerah dan banyak topik menarik lainnya. Bagi yang ingin tahu tentang komunitas ini bisa mengecek Instagram mereka di @greenmeadowenglish.
Jadi apa yang saya obrolkan dengan anak-anak curious yang cerdas dan tinggi rasa ingin tahunya ini? Banyak! Mulai dari penamaan tokoh, latar belakang cerita sampai jalan cerita.

Satu hal penting yang saya share dalam sesi obrolan santai itu adalah latar belakang cerita yaitu peristiwa Tsunami Aceh dan kearifan lokal masyarakat Aceh Simeleu dalam menghadapi tsunami yang dinamakan “Nandong Smong”
Nandong Smong
Nandong adalah seni bertutur tradisional di Simeleu, salah satu pulau di propinsi Aceh, berupa syair yang dinyanyikan dengan iringan gendang dan biola dengan nada lambat mendayu-dayu. Salah satu nandong berjudul “smong” menceritakan tentang Tsunami yang pernah melanda Simeuleu pada tahun 1907. Saat ini hampir separuh penduduk pulau hilang tersapu tsunami. Warga Simeuleu mengabadikan peristiwa tersebut dalam bentuk Nandong.
Dalam Nandong Smong diceritakan juga tanda-tanda datangnya tsunami serta langkah-langkah menghadapinya. Pengetahuan yang disampaikan melalui nandong tentang tsunami ini diwariskan turun temurun. Nah, berkat informasi yang dilagukan dalam nandong smong, pada saat Tsunami Aceh menyerang kembali hampir seratus tahun kemudian, dari 78 ribu penduduk Pulau Simeuleu hanya 7 orang saja yang menjadi korban.
Apakah Itam dan U ada kelanjutannya?
Salah satu pertanyaan yang ramai didiskusikan adalah, apakah cerita Itam dan U ada kelanjutannya? Apakah akhirnya Itam akan bertemu kembali dengan orangtuanya? Yes, pertanyaan ini membuka banyak pintu imajinasi karena memang ending Itam dan U dibuat menggantung. Ada anak yang berpendapat bahwa orangtua Itam belum meninggal, hanya saja tak menemukan jalan pulang, suatu saat Itam aka nbertemu dengan kedua orangtuanya.
Hm… Lalu apa jawaban saya? Cerita Itam memang bukan tentang menemukan ayah dan ibunya, tetapi tentang bagaimana menghadapi kehilangan, dan menemukan kasih sayang dari orang-orang lain disekitarnya yang juga dipersatukan oleh duka yang sama. Not a happy ending. Tapi tentu saja pembaca bebas berimajinasi dan boleh-boleh saja menciptakan ending alternatif.
Demikian sekilas informasi tentang acara yang super seru ini. Terimakasih untuk Komunitas Green Meadown, untuk Mbak Yulia Lukito, untuk para guru yang luar biasa, anak-anak yang hebat dan pandai yang sudah memberikan perhatian pada buku saya, pada issue tentang bencana dan kearifan lokal. Sukses terus untuk Komunitas Belajar Green Meadow.
Baca juga :