Oleh-Oleh dari Acara Chit Chat Bersama DjokoLelono

Tanggal 5 Agustus lalu saya mendapat kesempatan untuk menjadi moderator dalam sesi Chit Chat yang diadakan oleh SCBWI (Society of Children’s Books Writers and Illustrators) chapter Indonesia dengan bintang tamu Pak DjokoLelono (eyang Djoko). Tawaran ini tentu saya terima dengan senang hati karena Eyang Djoko adalah salah satu penulis senior yang saya hormati. Dalam acara yang diberi judul “Buka Kotak Harta Karun” itu Eyang Djoko membagikan harta karunnya yang berupa tips and trick dan pengalaman dalam menulis novel anak. Beberapa petikan, kutipan, inti sari dari bincang santai tersebut saya rangkai secara singkat di bawah ini.

Tentang novel fiksi ilmiah

Mungkin belum banyak yang tahu kalau Eyang Djoko mulai menulis sejak tahun 1960an. Genre yang dipilihnya pun tak main-main : Fiksi Ilmiah, sebuah aliran yang pada waktu itu masih sangat langka. Menurut Eyang Djoko, tulisan-tulisan beliau sebenarnya tidak menitikberatkan pada kefiksilimiahnya tetapi pada sisi petualangannya. Bahkan sisi petualangan inilah sebenarnya yang dominan ada pada hampir semua novel yang ditulis oleh Eyang Djoko baik yang berseting di luar angkasa maupun dunia sehari-hari.

Tentang Ide

Dari manakah datangnya ide? Menurut Eyang Djoko, ide bisa datang dari mana saja, kapan saja, jika kita mau memandang sekitar dengan mata bocah. Masih menurut Eyang Djoko, ide memang harus dilengkapi dengan bumbu berdasarkan ‘local wisdom’ situasi alam sekitar, sejarah, budaya, riset yang mantap, kemudian kembalikan ke logika bocah. Logika bocah di sini tidak perlu mengikuti logika orang dewasa, semuanya semaunya asal menarik minat baca.

Tentang menulis

Ada banyak pertanyaan sebenarnya yang dilontarkan peserta tentang teknik kepenulisan, saya akan share yang paling membekas saja di ingatan saya.

Pertama adalah pertanyaan mengenai bagaimana membuat sebuah cerita yang sederhana dengan seting sehari-hari (bukan fiksi ilmiah atau misteri) menjadi sebuah cerita menarik? Eyang Djoko mengatakan agar menulis dengan kedalaman, bukan hanya keseruan cerita tetapi juga dengan menyelami karakter-karakternya. Eyang Djoko mencontohkan buku-buku karangan Arswendo.

Kedua adalah pertanyaan mengenai cara menyelipkan humor di dalam buku. Eyang Djoko menyarankan agar sering-sering bermain dengan anak-anak untuk memahami dunia mereka dan paham apa yang lucu bagi anak-anak (bukan untuk orang dewasa).

Ketiga mengenai hal-hal apa saja yang paling penting untuk diingat oleh para penulis. Nah, di sini Eyang Djoko memberikan ramuan kotak wasiatnya yang paling berharga :

Nah bagaimana? Semoga ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari ringkasan acara bincang-bincang ini. Oiya, pesan dari Eyang Djoko, baca dan pelajarilah juga buku-buku karangan Dr. Seuss dan Neil Gaiman, dan lain-lain…

Ditandai sebagai: