Di akhir April 2020, saya dikontak oleh Yayasan Litara, ditawari untuk ikut terlibat membantu Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk menyusun stimulus Assemen Kompetensi Minimum, salah satu perangkat untuk mengukur kemampuan siswa, sebagai penganti Ujian Nasional (UN).
UN akan diganti? Iya. Kenapa? Karena hasil riset Kemdikbud menunjukkan bahwa materi UN yang ada pada tahun-tahun ajaran sebelumnya terlalu padat dan seringkali menjadi beban baik bagi siswa maupun guru. Selain itu, UN dianggap hanya memberikan penilaian pada aspek kognitif dan belum menyentuh pendidikan karakter siswa serta cenderung tidak menguji kompetensi penalaran.
Jadi apa itu AKM?
Dikutip dari website Kemdikbud, dinyatakan bahwa AKM adalah asesmen yang tidak didasarkan pada mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan berdasarkan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi. Jadi dengan AKM ini, kompentensi siswa diukur dengan parameter yang lebih sederhana, namun terfokus.
Nah, saya kebagian tugas untuk membuat stimulus literasi membaca. Pengertian literasi membaca sebagaimana didefinisikan oleh Kemdikbud adalah sebagai berikut :

Kurikulum Darurat
Dalam perkembangannya AKM ini akhirnya menjadi bagian dari kurikulum darurat selama pandemi COVID 19.
Sebagaimana dikatakan oleh Pak Menteri, kurikulum darurat berisi materi yang dirampingkan tanpa mengurangi makna. AKM menjadi bagian dari penyederhaan kompentesi dasar untuk semua jenjang pendidikan yang tetap mengacu pada kurikulum 2013. Diharapkan dengan sistem seperti ini guru bisa lebih fokus pada yang esensial, jadi tidak melebar tetapi mendalam.
“…. Tidak menjadi tidak lebih baik tetapi memilih kompetensi terpenting dan memfokuskan pada kompetensi tertentu. Lebih baik mendalami daripada melebar tetapi tidak ada yang menetas…”
Modul AKM akhirnya dirilis dalam dalam Pengumuman Bersama 4 Menteri Tentang Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19. Pokok-pokok pengumaman secara lengkap dapat dilihat di channel youtube Kemdikbud.

Saya sendiri merasa sangat bangga dan bersyukur bisa ikut terlibat dalam proyek ini karena banyak sekali ilmu yang saya terima. Mudah-mudahan saja sistem baru ini berhasil mencapai tujuannya demi pendidikan anak-anak Indonesia.