Teman-teman kerap bertanya bagaimana saya masih punya waktu untuk menulis padahal saya juga bekerja di luar rumah. Ada yang mengira saya memanfaatkan waktu kantor. Wah, pekerjaan saya yang sekarang sangat padat, tidak mungkin bermain-main dengan waktu, bahkan di jam istirahat sekalipun. Kalau di pekerjaan terdahulu mungkin bisa 🙂 Lalu ada juga yang bilang, saya ada waktu untuk nulis karena kalau di rumah tidak pernah mengurus anak. Hmmm, terhadap pernyataan ini saya harus bagaimana ya? Di rumah saya tetap main dengan anak, nyuapi si Adik sambil ngedumel kalau Adik makan sambil lari-lari, enjoying cuddling time with them, having pillow fight, nonton Youtube bareng Kakak dan tetap sibuk ngomeli mereka kalau mereka kebanyakan main.
So, kalau begitu kapan waktu saya menulis? Kapan saja. Serius. Kapan saja dan dimana saja.
Sebenarnya kunci untuk bisa menemukan waktu menulis (buat saya) ada tiga:
Pertama : Mengurangi Waktu Tidur
Yak, prioritas pertama yang harus dikurangi adalah waktu istirahat pribadi, bukan waktu dengan anak, bukan waktu dengan keluarga, bukan waktu untuk bekerja dan belajar. Terus kurang tidur dong? Kalau sakit terus mati bagaimana? Kalau tidak mau sakit, tentukan skala prioritas dan jadwal. Kalau malam ini sampai jam 12 besok tidur jam 10 saja. Kalau yang penting kerjakan naskah ini maka jangan lirik naskah itu, karena kalau sudah terlanjur lirik naskah itu dan dapat ide bisa-bisa tidak tidur sampai pagi. Dan jangan pelit untuk investasi dalam hal makanan bergizi.
Kedua : Menulis di Mana Saja
Kalau seorang arsitek terkenal saja bisa membuat sketsa bangunan fenomenal di toilet dengan kertas tissue, kenapa penulis tidak bisa menulis di mana saja? Padahal menulis (menurut saya) lebih mudah daripada menggambar. Saya bisa menulis di KRL, di meja belajar Kakak kalau Kakak sudah tidur (or setengah lelap), di tempat tidur si Adik kalau si Adik sudah tepar, di ruang belajar pakai komputer si Papa, di kertas tissue di Cafe yang jualan donut, di Metromini (saat dulu masih naik metromini, kalau sekarang sih naik ojek), di restroom, di mana saja deh.
Ketiga : Manfaatkan Teknologi
Memang bisa menulis di mana saja? Pakai apa? Ya pakai teknologi lah. Memang jaman sekarang ada gitu yang masih belum punya HP yang bisa menyimpan tulisan? Kalau tidak bisa install Polaris Office yang bisa Word paling tidak ada program Memo yang bisa dikirim ke PC pakai USB atau lewat email atau bisa juga disharing melalui message FB. Saya termasuk sering mengirim email ke diri sendiri. Saat menulis sesuatu di HP, setelah selesai akan saya kirim ke email saya dengan menggunakan email saya yang sudah diinstal di HP juga (jadi emailnya from me to me). Dengan begitu saya bisa membuka hasil ketikan saya itu di perangkat manapun. Kadang kalau sambungan internet lagi jeblok, misalnya saat saya travel ke negeri antah berantah, maka saya akan mem-WA dari satu nomor saya ke nomor saya yang lain. Yang penting ide tidak hilang atau terlanjur lewat.
So, masih merasa sulit mencari waktu untuk menulis? Kalau iya, berarti memang anda tidak punya cukup niat.