Behind the Scene – Misteri Gurindam Makam Kuno

Oke, sebenarnya saya sudah lama ingin menuliskan kisah behind the scene penciptaan buku Misteri Gurindam Makam Kuno, tapi karena saking banyaknya yang ingin diceritakan, jadinya malah enggak selesai-selesai tulisannya.

COVER MISTERI 14

Begini awal mulanya…

Ceritanya saya pingin menulis cerita misteri yang setingnya agak jauhan sedikit dari rumah saya 🙂 atau paling enggak di luar Pulau Jawa lah. Nah, di pertengahan tahun lalu mendadak pula saya punya waktu saat pekerjaan saya di kantor lama sudah selesai sementara pekerjaan penggantinya, baru akan dimulai beberapa minggu kemudian.

Waktu sudah ada. Pertanyaan selanjutnya : kemana?

Kebetulan, saat itu Bude Tami sedang nongkrong manis di kota Medan. Ergh, masih ingat Bude Tami kan? Itu lo, tokoh dalam buku “Misteri Kampung Hitam” yang selalu rajin memberi Yovita Siswati, si penulis gagap ini informasi, referensi, link foto kuno, dan peta-peta ajaib jaman kolonial sebagai bahan penulisan. Yah, Bude Tami lagi di kota yang jauh itu. Jadi terbersitlah ide untuk mencari cerita di kota itu.

BeFunky Collage-bude tami

Yovita & Bude Tami yang asli 🙂 – alias bukan versi novelnya

Sebenarnya saat itu saya sedang dikejar deadline untuk penulisan “Misteri Kota Lautan Api” yang berseting di Bandung. Tapi karena tarikan untuk jalan-jalan riset lebih kuat, jadilah saya nekat ke Medan. Dalam waktu serba mendadak semua disiapkan. Beruntung Bude Tami bersedia mengosongkan waktunya dari jadwal perkuliahan pada tanggal-tanggal keramat khusus untuk nemenin Yovita ngebolang.

Survey yang Seru!

Dari semua pengalaman survey yang pernah saya lakukan, yang ini adalah yang terseru! Pertama saya masih belum yakin mau ke mana dan apa yang mau ditulis. Kedua, saya tersesat di bandara. Yak. Ini adalah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di KualaNamu. Saya sudah beberapa kali ke Medan, tetapi setiap kali masih memakai bandara lama di Polonia.  Untung masih bisa nangkep kereta semacam KRL commuter line ke arah pusat kota Medan.

Kejadian mendebarkan yang ketiga terjadi ketika saya mengalami percobaan penjambretan. Serius! Perjalanan perdana membelah kota Medan kali itu diwarnai dengan tarik-menarik tas dengan penjambret dari atas becak motor. Dan tentu saja pertempuran dimenangkan oleh Yovita dengan dibantu oleh Bude Tami:) The show must go on, walaupun kedatangan saya disambut oleh para penjambret (ini kan Medan, Bung!), kegiatan blusukan tahap satu tetap berjalan sukses. Sehabis putaran pertama di dalam kota, mata kami tak sengaja menangkap nama restoran yang keiknya berbau peranakan jaman kolonial. Dengan semangat membabi buta kami pun lagi-lagi menyewa becak motor mencari tempat restoran itu, sampe tanya-tanya sama polisi pulak. Dan ternyata…Jeng Jeng, restoran itu adalah resto masa kini yang erg, enggak banget dah! Blah! Enggak jadi makan di situ kami cari-cari lagi kuliner lokal yang syaratnya : harus ajib dan enggak boleh modern.

Keseruan berlanjut di sore hari, saat kami mabuk dupa berjamaah di sebuah kuil Indian Tamil. Saat itu kami menyaksikan ritual ibadat sore hari di mana kuil ramai didatangi banyak wanita berkain sari. Tadinya saya mau menulis tentang kawasan ini dan orang-orang di dalamnya, tetapi tidak jadi. Mungkin lain waktu. Tapi saya sempat menikmati kulinter mereka yang tak kalah melenakannya dengan wangi dupa mereka.

IMG_20150305_183329

menikmati wangi dupa di tempat ini

Lalu, kehebohan keempat,setelah makan kami hampir masuk ke kawasan sarang narkoba. Glek! Untung sopir becak motor langgangan Bude Tami segera memperingatkan. Kalau tidak entah akan ditawari “merchandise” apa kami di sana.

Survey alias riset tahap dua berlangsung keesokan harinya. Tak kalah heboh. Pagi dibuka dengan perjalanan ke sebuah Kampung Nelayan dengan perahu kelotok yang tidak stabil. Baca : tidak stabil. Sekali lagi : tidak stabil sama sekali!

IMG_20150306_100301IMG_20150306_100551IMG_20150306_100754

Atas: jembatan yang harus kami titi sebelum sampai di ‘pangkalan kelotok’

Tengah dan bawah : itu dia perahunya!

Nah, Kampung Nelayan inilah yang akhirnya masuk dalam buku Misteri Gurindam Makam Kuno Sebenarnya Kampung ini juga tidak aman-aman banget, tetapi untung Pak Supir Blue Bird sewaan kami bersedia menemani hingga ke seberang. Ingin tahu lebih jauh tentang hasil riset ini, baca saja bukunya, okeh? Well, hari itu masih ada beberapa agenda, tetapi sebaiknya enggak usah diceritakan detail karena nanti mengandung spoiler. Kalau penasaran, silakan grab buku misteri terbarunya Yovita di toko buku *cengir*

BeFunky Collage - selfie

Oiya sebelum pulang Jakarta, Bude Tami memberi kenang-kenangang: sebuah buku tentang bangunan-bangunan tua di Indonesia dan…hehehe…beberapa karya tulis tentang kota Medan karangan para mahasiswanya 🙂 Thanks a bunch!

Proses penulisan

Sebuah antiklimaks. Kalau proses risetnya seru, maka proses nulisnya enggak sama sekali. Beberapa kali bongkar pasang plot dan mood naik turun serta kesibukan lain menyebabkan naskah baru selesai dalam waktu hampir satu tahun! Proses terpanjang dalam penulisan novel saya. Seperti biasa plot dalam tulisan tangan. Alur maju, lalu acak-acak. Seperti inilah coret-coretannya.

Jpeg

 

Ke Penerbit

Berbeda dengan proses penulisannya yang tersendat, proses penerbitannya justru lancar jaya. Saat proses survey masih berlangsung, saya sudah bisik-bisik diskusi seputar buku ini dengan Mbak Dikha, editornya Kiddo – KPG. Jadi kehadiran naskah ini sudah diantisipasi 🙂 Begitu naskah selesai, kirim ke KPG, langsung masuk proses ilustrasi. Ilustrator buku ini masih tetap sama, the one and only, Mas Indra Bayu dengan gaya ilustrasinya yang khas mysteriously ciamik. Ya, sesederhana itu. Di akhir proses ada beberapa bagian yang perlu sedikit revisi karena ada yang bahasanya perlu diperbaiki dan beberapa penjelasan di bagian ending perlu diganti agar lebih nyambung dan tidak terlalu njelimet untuk anak-anak.

Dan akhirnya tara! Terbit juga buku ini. Yang ke-13 dalam kumpulan Seri Misteri Favorit dari Penerbit Kiddo, yang ke-7 yang saya tulis. Semoga novelnya Yovita yang satu ini bermanfaat untuk anak-anak Indonesia.

Apa? Novel selanjutnya? Ah, masih gelap! Semoga saja inspirasi segera lancar mengalir ya… 🙂 Yang pasti nikmati dulu saja novel misteri saya yang ke-7 ini.